Sejak 1913, tanggal 8 Maret dirayakan sebagai Hari Perempuan Internasional. Lahirnya hari ini merupakan hasil dari sebuah perjuangan panjang untuk menyuarakan perubahan dalam hal kesejahteraan dan hak politis (bersuara) dalam kehidupan. Untuk tahun ini disepakati tema yang digunakan adalah #ChooseToChallenge. Alasan tema tersebut dipilih adalah bahwa perempuan dapat memilih untuk melakukan penentangan serta menyuarakan bias dan ketidaksetaraan gender.

Dewasa ini muncul banyak tokoh wanita internasional yang melakukan hal – hal luar biasa di berbagai bidang kehidupan. Mereka tak hanya berinovasi tapi juga menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk melakukan sesuatu dengan benar dan lebih baik. Di Hari Perempuan Internasional ini ada 5 wanita yang patut kita jadikan panutan atas sumbangsih mereka bagi dunia di.
Wanita – Wanita Yang Patut Dirayakan Di Hari Perempuan Internasional 2021
Jacinda Ardern
Bernama lengkap Jacinda Kate Laurell Ardern. Wanita kelahiran 26 Juli 1980 ini adalah Perdana Menteri Selandia Baru ke 40 yang telah menjabat sejak tahun 2017. Saat diangkat menjadi Perdana Menteri, dia memegang rekor sebagai wanita termuda yang menjabat kepala pemerintahan di dunia pada usia 37 tahun.
Dia mencuri perhatian karena gesturnya pada peristiwa penembakan di 2 masjid di Christchurch pada tahun 2019. Apa yang dilakukannya saat itu menunjukkan kapabilitas kepemimpinan dalam menghadapi krisis. Kapabilitas tersebut semakin terlihat saat awal pandemic covid19. Berkat kebijakannya yang ketat dalam melakukan penanganan pandemi, Selandia Baru menjadi salah satu negara dengan jumlah kasus terendah di seluruh dunia.
Anne Hidalgo
Wanita ini baru saja terpilih untuk kembali menjadi Walikota Paris untuk yang kedua kalinya. Sosok yang dijuluki “Queen Anne” ini bernama lengkap Ana Maria Hidalgo Aleu dan memiliki gen Hispanik. Anne dikenal dengan program – program yang melibatkan warga dalam proses pembangunan kota Paris. Pada periode pertama pemerintahannya dia mengadakan sebuah program bernama “Madame Mayor I Have An Idea” yang mengajak warga untuk mengusulkan proyek – proyek urban untuk membuat Paris menjadi lebih layak ditinggali dan berkelanjutan.
Pada periode kedua, dia bertekad untuk menjadikan Paris “Kota 15 Menit” di mana segala kebutuhan warga dapat terpenuhi hanya dengan berjalan kaki atau bersepeda 15 menit dari rumah. Kendati mendapat tantangan dari lawan politisnya, Anne mendapat dukungan kuat dari pegiat lingkungan dan warga Paris berkat rencana tersebut.
Marisa Hamamoto
Penari Profesional berkebangsaan Jepang ini adalah Founder sekaligus Direktur Artistik dari Infinite Flow, sebuah perusahaan penari profesional yang terdiri atas penari dengan dan tanpa disabilitas. Semasa mudanya dia pernah mengalami kelumpuhan dari leher ke bawah karena penyakit yang dideritanya. Butuh waktu 2 bulan penuh baginya untuk kembali pulih seperti sedia kala.
Suatu hari dia menyaksikan penari berkursi roda dalam sebuah expo, hal ini dan pengalaman yang dilaluinya membuatnya tertarik pada bidang kesenian tari dan disabilitas. Pada tahun 2015 dia mendirikan Infinite Flow di Los Angeles yang bertujuan untuk mengembangkan inklusi dan inovasi sosial lewat tarian.
Ngozi Okonjo-Iweala
Dinobatkan sebagai “2020 African Of The Year” oleh Forbes. Perempuan yang berasal dari Nigeria ini menjadi kandidat kuat untuk menjadi pemimpin baru dari World Trade Organization. Dr. Ngozi merupakan menteri luar negeri pertama Nigeria yang kemudian menjadi menteri keuangan terlama negara tersebut. Dia mematahkan budaya patriarki di Nigeria dengan menjadi wanita pertama yang menempati posisi – posisi strategis tersebut.
Saat ini Dr. Ngozi juga menjabat sebagai pimpinan dari Gavi sebuah aliansi vaksin yang telah berhasil memvaksinasi 760 juta anak di Afrika dan menyelamatkan 17 juta jiwa. Selain itu mereka juga memegang peranan penting dalam program akselerasi vaksinasi covid19 di Afrika. Dengan segala yang dilakukannya Dr. Ngozi patut dirayakan namanya di Hari Perempuan Internasional 2021.
Dana Canedy
Dana Canedy adalah publisher wanita berkulit hitam pertama di salah satu penerbit besar Amerika Serikat yaitu Simon & Schuster. Hal ini diraihnya berkat karirnya selama 20 tahun di The New York Times, di mana pada tahun 2001 dia bersama timnya memenangkan Pulitzer Prize lewat sebuah artikel berjudul “How Race Live In America”. Menariknya meski selama ini berkarir sebagai jurnalis tapi Dana belum pernah bekerja di perusahaan penerbitan. Reputasinya lewat Pulitzer Prize yang diraihnya membuat Simon & Schutser menawarinya posisi sebagai Publisher sekaligus Vice-President dari perusahaan tersebut.
Kelima wanita di atas adalah sosok – sosok luar biasa yang patut mendapat perhatian lebih dari dunia, terutama di Hari Perempuan Internasional yang dirayakan hari ini.