Pandemi covid-19 sepertinya sudah mulai mendekati akhir. Beberapa negara seperti Denmark telah mengumumkan bahwa kondisi darurat telah berakhir di negara mereka, Inggris dan Jerman telah menghentikan kewajiban mengenakan masker, negara – negara lain diprediksi akan menyusul dalam tempo waktu yang tidak terlalu lama. Yang jadi pertanyaan bagi dunia kerja adalah apakah jika pandemi berakhir maka Remote Working atau yang dikenal dengan istilah Work From Home (WFH) juga ikut berakhir?

Jawabannya Tidak. Justru sebaliknya WFH kini telah menjadi sebuah trend baru yang terus tumbuh dan berkembang. Bahkan ada perusahaan yang menetapkan bahwa mereka akan sepenuhnya menerapkan sistem ini. Kenapa hal ini bisa terjadi? Artikel ini akan memberikan jawabannya untuk kamu.
Alasan – Alasan Remote Working Akan Terus Diterapkan
WFH Terbukti Tidak Menurunkan Produktivitas
Di masa awal pandemi saat mulai diterapkan Work From Home banyak perusahaan mengeluh. Ada kekhawatiran bahwa pekerjaan menjadi tidak efektif dan efisien karena minimnya interaksi langsung antar pegawai. Selain itu mereka belum menemukan sistem pengawasan yang efektif untuk memantau pekerjanya di rumah masing – masing.
Namun berselang 2 tahun kemudian, kekhawatiran – kekhawatiran itu tidak terbukti. Justru saat ini semakin banyak perusahaan yang menerapkan WFH. Perusahaan besar seperti Twitter dan Slack memberikan opsi bekerja dari rumah secara permanen kepada para pegawainya. Di Indonesia sendiri, berdasarkan data dari World Economic Forum ada sebanyak 91,7 % perusahaan yang menerapkan kerja jarak jauh.
Sebuah survey yang dilakukan oleh Growmotely menunjukkan bahwa sebesar 74 % professional dan 76 % entrepreneur menyatakan bahwa Work From Home adalah budaya baru dari industri.
Remote Working Disukai Pekerja
Meski harus terganggu tetangga yang tiba – tiba motong keramik atau merenovasi rumah, nyatanya banyak pekerja lebih menyukai sistem bekerja dari rumah yang saat ini diterapkan. Dari survey yang dilakukan oleh Microsoft, 83 % pekerja di Indonesia menginginkan opsi kerja jarak jauh yang lebih fleksibel. Angka ini jauh lebih tinggi dari survey global di mana “hanya” 73 % responden menginginkan WFH.
Banyak hal yang jadi alasan pekerja menyukai Work From Home. Alasan utamanya tentu perlindungan yang lebih dari situasi pandemi. Ada pun alasan lainnya diantaranya :
- Tidak perlu lagi commute. Tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi, tidak perlu terjebak kemacetan dan tidak perlu takut terlambat ke kantor
- Waktu yang lebih fleksibel dan lebih bisa diluangkan untuk mengurusi hal lain, seperti mengawasi anak mengikuti kelas coding online untuk anak, atau mengurus kucing kesayangan.
Selain alasan di atas, para pekerja juga jadi lebih bisa mengatur waktu untuk melakukan upgrade skill, misalnya dengan mengikuti Kursus Bahasa Inggris Online yang diselenggarakan oleh LEAP.
Trend Work-Life Balance Yang Ideal Terwujud Berkat Remote Working
Di era sekarang keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan adalah kunci dari produktivitas pekerja yang tinggi. Jika sebelum pandemi hal ini diupayakan lewat hal – hal seperti outbound dan family gathering, saat ini keseimbangan itu terwujud lewat Work From Home. Pekerja jadi lebih dapat mengurus kepentingan pribadinya dengan optimal tanpa mengganggu waktu kerjanya. Kalau menggunakan istilah jaman now, untuk healing tak perlu lagi bingung harus izin.
Bahkan dengan waktu yang fleksibel ini, para professional dapat mendalami hal – hal yang menjadi minatnya seperti di bidang teknologi. LEAP Surabaya berkolaborasi dengan Bina Edukasi Indonesia, Edu Beyond dan partner lainnya akan menyelenggarakan event seru tentang Artificial Intelligence lho!
Alasan – alasan di atas merupakan hal – hal yang membuat Remote Working akan terus bertahan bahkan membudaya di masa kini dan di masa yang akan datang.
Butuh informasi tentang programnya LEAP? Klik di sini untuk ngobrol langsung dengan admin


