Ternyata Ini Alasan Orang Tua Tidak Mendidik Anak Jadi Pengusaha

Share This Post

Anak sukses sudah pasti menjadi keinginan dari setiap orang tua. Anak disekolahkan sampai ke jenjang yan tinggi untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan diharapkan mampu bersaing di masa depan. Tetapi, pendidikan dengan model yang tradisional belum menjamin tercapainya karir yang diinginkan. Di Hari Anak Internasional ini kita pelajari bersama yuk kenapa hal seperti ini bisa terjadi khususnya di Indonesia.

Berdasarkan hasil observasi, mereka yang telah lulus dari perguruan tinggi terbaik juga memerlukan waktu yang tidak sedikit untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya. Yang sering dijumpai adalah menjadi tenaga honorer yang dirasa kurang membawa perubahan meskipun telah bekerja lama.
Hal diatas merupakan sebuah contoh tantangan yang akan dilalui pada masa depan. Apa yang dapat kita lakukan sebagai orang tua untuk dapat membantu anak mengatasi tantangan tersebut? Tentu saja harus mengajarkan tentang wirausaha sejak dini. Cara ini dianggap sebagai solusi yang efektif agar anak dapat menciptakan peluang sendiri untuk masa depannya.

Mendidik Anak Jadi Pengusaha, Kenapa Tidak?
Mendidik Anak Jadi Pengusaha, Kenapa Tidak?

Pandangan yang masih konvensional akan risiko yang ada membuat banyak orang tua tidak ingin mengarahkan dan mengajarkan anak tentang dunia bisnis. Padahal dengan berwirausaha anak dapat belajar mengatur dirinya dengan baik. Berwirausaha juga dapat menjadikan anak untuk membuka lapangan kerja untuk dirinya sendiri dan untuk orang lain. Menjadi pengusaha juga dapat menjadikan anak memahami arti kesuksesan dan kegagalan. Yang menjadi poin penting disini adalah berwirausaha sebenarnya dapat memberikan peluang yang lebih baik bagi anak untuk menjalani kehidupan yang layak di masa depan..

Lalu, apa sih alasan mayoritas orang tua enggan mendidik anak menjadi pengusaha? Simak alasan berikut

4 Alasan Orang Tua Tidak Mendidik Anak Jadi Pengusaha

Kurangnya Pemahaman Literasi Finansial

Banyak orang tua yang masih belum memahami dan memiliki pengetahuan tentang literasi finansial. Apa sih finansial itu? Finansial atau ilmu keuangan merupakan ilmu yang mempelajari kondisi keuangan bisnis atau individu mulai dari mengelola, meningkatkan, memberdayakan sumber dana, mengalokasikan dana sesuai pos hingga membuat perhitungan risiko dan prospek masa depan.
Pemahaman yang kurang akan hal ini juga yang membuat banyak orang tidak ingin berwirausaha. Menurut beberapa orang tua yang berpikiran tradisional, persoalan ini adalah hal kecil yang belum menyangkut dari berbagai aspek lain wirausaha. Inilah sebab mengapa jarang kita temui orang tua yang mendidik atau mendorong anak-anaknya jadi pengusaha.

Mendidik Anak Jadi Pengusaha Membuat Quality Time Berkurang

Katanya, apabila kita menjadi pengusaha kita tidak memiliki waktu untuk bersama keluarga. Seorang pengusaha harus secara terus menerus memikirkan dan mengembangkan bisnis yang telah dirintis karena telah menjadi kebiasaan pengusaha untuk menerima tantangan. Ada mitos, pengusaha tidak pernah berkomunikasi dan berinteraksi dengan keluarganya. pengusaha. Hal ini menjadi kekhawatiran tersendiri bagi banyak orang tua.
Padahal dengan mendidik anak jadi pengusaha hal itu juga bisa sambil mengajarinya membagi waktu dengan lebih baik. Karena meski banyak yang harus dipikirkan dalam menjalankan usaha, pengusaha lebih memiliki fleksibilitas waktu dibandingkan dengan menjadi pekerja.

Mendidik Anak Jadi Pengusaha Itu Sulit

Orang tua yang memiliki pemikiran konvensional akan memahami bahwa manusia memiliki batasan umur dan tenaga. Itu yang membuat para orang tua tidak ingin anaknya menjadi wirausaha. Beberapa orang tua sadar jika mereka tidak bisa selalu mendampingi anak ketika ada masalah. Menurut mereka, menjadi pengusaha sama dengan menumpuk masalah lebih banyak lagi daripada menjalani hidup yang biasa saja.

Ada juga yang berpendapat bahwa dunia bisnis sangat tidak aman. Mereka yang lebih modern baru mengizinkan anak-anaknya untuk menjalankan usaha sendiri setelah lulus kuliah atau setelah anak-anaknya mampu memperoleh pendapatan stabil sebagai sampingan menjalankan bisnis sendiri.

Meremehkan Kemampuan

Meremehkan kemampuan anak memang sering dijumpai. Di satu sisi orang tua memiliki cita-cita ideal pada anaknya, sementara di sisi lain anak memiliki keinginan dan cita – cita yang berbeda yang tidak sesuai dengan keinginan dan cita-cita ideal orang tuanya. Hal ini lumrah ditemui di banyak keluarga khususnya di Indonesia.

Mereka biasanya kurang suportif karena pesimis terhadap kemampuan anak, hingga sang anak mampu membuktikan bahwa dia mampu menjalani dan mewujudkan cita – citanya..

Jadi, apabila anda sebagai orang tua dan masih membatasi anak anda untuk menjadi pengusaha, yuk berpikir ulang. Mempercayai anak untuk berwirausaha akan menumbuhkan rasa percaya diri dan kemandirian yang kuat. Sebagai orang tua peran utama kita adalah mendukung anak melakukan yang terbaik bagi hidupnya, mengingatkan kala dia melakukan kesalahan dan membantunya jika memang dibutuhkan, Mendidik anak jadi pengusaha sebenarnya tidak sulit. Saat ini banyak cara untuk melakukannya, salah satunya dengan mendaftarkan anak anda pada program digipreneur yang diadakan oleh LEAP SURABAYA.

 

Ternyata Ini Alasan Orang Tua Tidak Mendidik Anak Jadi Pengusaha