Critical thinking atau keterampilan berpikir kritis adalah satu dari banyak skill yang wajib dikuasai abad ini. Tanpa kemampuan ini, kita akan ketinggalan zaman. Begitupun jika moms & dads ingin menyiapkan masa depan si kecil, keterampilan satu ini tak boleh ketinggalan.
Apa itu berpikir kritis / critical thinking?
Berpikir kritis adalah kemampuan berpikir yang terdiri dari aspek bertanya, analisis, menginterpretasi, evaluasi, hingga membuat kesimpulan atas apa yang kita lihat, baca, ataupun dengar.
Mungkin kita menganggap berpikir kritis atau critical thinking itu saat seseorang pandai berdebat, mencari celah atau kesalahan, hingga menemukan apa yang kurang. Tapi sebenarnya apa contoh berpikir kritis yang tepat?
Contoh berpikir kritis / critical thinking
Dari pengertian tadi, kita dapat mengambil satu prinsip penting dari berpikir kritis / critical thinking yang tidak hanya terfokus pada aspek negatif, celah, atau kekurangan saja. Aspek berpikir kritis itu luas dan tidak sesempit itu.
Berpikir kritis berarti kita dapat membuat kesimpulan atau penilaian berdasarkan informasi yang cukup dan sesuai. Kemampuan ini mengharuskan kita untuk memastikan kebenaran sumber informasi yang kita dapatkan, keterhubungan antar data, hingga proses penalaran yang sesuai.
Saat HOAX merebak, berpikir kritis adalah satu skill andalan yang akan melindungi. Sebab kita menjadi tidak mudah untuk percaya dan senantiasa mengecek keaslian informasi. Jari pun akan terkontrol untuk tidak begitu saja membagikan informasi yang belum terbukti.
Contoh lainnya adalah anak yang bisa memilih mana jajanan yang sehat, enak, dan sesuai dengan uang sakunya di kantin. Terlihatnya sederhana, tapi perilaku memilih jajan tersebut melibatkan kemampuan berpikir kritis. Pertama, dia harus memiliki informasi standar makanan yang sehat, ia pun harus melakukan analisis jajanan tersebut dapat dikatakan makanan sehat atau tidak, sesuai dengan uangnya, hingga rasanya enak sesuai selera.
Kemampuan berpikir kritis untuk anak-anak memang harus dimulai dan dikenalkan dari hal yang sederhana dan dekat dengan kehidupan mereka sehari-hari. Seperti memilih mainan, jajan, baju, sepatu, tontonan, dsb.
Cara mengajarkan berpikir kritis pada anak
Beberapa tips berikut akan membantu moms & dads untuk dapat melatihkan kemampuan berpikir kritis pada anak-anak.
- Dorong rasa penasaran dan pertanyaannya
Setiap anak memiliki segudang pertanyaan yang siap diajukan kapanpun. Rasa ingin tahunya begitu tinggi. Mereka ingin mengetahui banyak sekali hal di sekitarnya. Atas apapun yang baru, rasa penasarannya terpanggil.
Ini adalah kesempatan yang bagus bagi orang tua untuk menumbuhkan kemampuan berpikirnya. Bertanya adalah tanda dari proses berpikir. Semakin sering dilatih, semakin terasah kemampuan berpikirnya.
- Ajak menyelesaikan masalah
Saat anak-anak memiliki masalah dengan teman atau saat moms & dads sedang mendapati masalah di rumah (yang sederhana, seperti meja goyang), ajak mereka terlibat dalam pemecahan masalah.Jangan menganggap mereka sebagai objek yang perlu diajarkan dan disuguhkan hasil jadinya. Buat mereka sebagai subjek aktif. Salah satunya dengan media masalah. Tentu masalahnya disesuaikan dengan batas kemampuan anak-anak.Jika mereka sedang berkonflik dengan temannya, bukannya mengalah, ajak mereka untuk memikirkan cara-cara yang dapat menyelesaikan konflik. Ajak mereka berpikir tentang sebab akibat konflik, sumber pemecahannya, dan jalan yang mungkin ditempuh.
- Beri kesempatan untuk mandiri
Anak-anak seringkali tidak diberi kepercayaan yang cukup atas kemampuannya. Mereka dianggap belum sempurna atau siap untuk mengatasi suatu hal secara mandiri. Padahal dengan kemandirian, anak-anak dapat mengeksplorasi banyak hal dengan pertanyaan.Misalnya mengambil makanan yang akan dimakannya. Melakukannya sendiri berarti ia harus mengetahui seberapa banyak porsi makan yang cukup dan sanggup dia habiskan. Dalam proses itu, terdapat analisis sederhana yang diterapkan. Ia pun harus mempertimbangkan faktor makanan dan tubuhnya. - Sering berdiskusi atau memberikan pertanyaan terbuka
Diskusi adalah cara yang bagus untuk mengajak anak-anak berpikir secara kritis / critical thinking. Kita dapat memberikan sudut pandang dan memancing dengan pengetahuan yang mereka belum tahu.Topiknya bahkan bisa dimulai dari pertanyaan yang anak-anak ajukan sendiri. Jadi satu pertanyaan itu tidak langsung selesai dalam satu kali jawaban. Tetapi juga dapat dikembangkan dalam diskusi. Dan itu sangat baik untuk membuka pengetahuan dan melatih cara berpikir bagi anak-anak - Jadi contoh yang baik
Sudah bukan rahasia umum lagi jika kita ingin mengajarkan sesuatu, kita pun sebaiknya juga berperilaku yang sama. Jangan sampai kita mengajarkan kemampuan berpikir kritis, tapi kitanya mudah percaya berbagai informasi yang datang. Atau kita justru memaksakan pemikiran kita tanpa penjelasan yang cukup.Moms & dads juga perlu mengembangkan kemampuan ini secara konsisten, agar anak-anak pun memiliki figur dan contoh dalam keterampilan critical thinking. - Ikut program Leap Xperience
Cara ini patut moms & dads coba, sebab program Leap Xperience memang didesain untuk dapat mengembangkan kemampuan critical thinking atau berpikir kritis pada anak-anak. Dalam tiap batch, ada sebuah tema yang diangkat. Dari tema itulah, anak-anak akan diajak untuk mengeksplorasi berbagai masalah, tantangan, dan kesempatan.Tak hanya itu, mereka juga akan diajak untuk mempresentasikan solusinya di hadapan beberapa orang, misalnya guru. Dari presentasi tersebut, mereka akan mendapatkan feedback yang akan berguna untuk memahami realitas secara lebih utuh.
Pada batch kali ini, Leap Xperience mengangkat tema “Food Waste”. Anak-anak akan belajar isu lingkungan terkait, mencari tantangan yang melingkupi, hingga menemukan jalan kreatif untuk memecahkannya. Di akhir, mereka akan didorong untuk membagikan hasil berpikirnya di hadapan orang lain.
Tentu sangat menarik bukan? Tunggu apalagi, buruan daftar di sini.
Salah satu keseruan di Leap Xperience batch 1